aku tidak tau dari mana harus memulainya,
beberapa hari ini terasa berat untuk ku lewati,
hanya air mata yang setia menemani pipi ini,
terlalu deras untuk ku bendung,
lelehanya seperti lilin,
lilin yang bermahkotakan si jago merah,
yang bisa terbendung oleh derasnya luapan karbondioksida,
yaa Tuhan, ada apa dengan diri ini?
seperti kertas yang terbakar menjadi abu,
ku simpan abunya, biarku saja yang tau,
dan hanya Engkau yang tau...
ingin rasanya lari,
tapi ke mana?
aku tak tau arahnya...
ingin rasanya terbang bebas,
tapi aku tak bersayap...
ingin rasanya teriak,
tapi tak ada suara...
ingin rasanya tertawa,
tapi tak ada ceria...
ingin rasanya berbagi,
tapi tak ada kuasa...
hanya air mata yang setia,
menemani kepingan hati saat lara...
leherpun menemani meski sakit yang harus diderita...
pikiranpun begitu... merekalah yang setia menemaniku...
yahh mereka...
dan Engkau, yang tak pernah sedikitpun lengah memerhatikan semua yang terjadi pada jiwa yang lemah ini..
ku hanya berharap pd Engkau....
Penguasa hati ini,
Penguasa jiwa ini,
Penguasa jagat raya ini.......
deras lelehar air yang jatuh dari sudut penglihatanku,, saat ku mengadu pada Engkau...
tak tertahan, perasaan itu membuncah,,,,
tak tertahan seperti lumpur Bakrie yang deras berdesakan ingin membanjiri sekitarnya...
membuat lautan lumpur....
sungguh tak tertahankan....
ada harapan yang muncul disudut kepingan hati yang lara...
yah,,,,,,, berharap Sang Penguas berbaik hati padanya....
jiwa yang lemah tak berdaya....
semoga....
semoga....
semoga..........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar